Pulau Bawean.. belum pernah sebelumnya mendengar nama pulau ini sampai suatu hari papa Babos melontarkan ide jalan-jalan keluarga kami yaitu snorkeling di pulau Bawean. Dimanakah letak pulau Bawean? Pulau indah ini terletak di laut Jawa, secara administaratif masuk dalam wilayah kabupaten Gresik walaupun jaraknya 120 km dari Gresik. Pulau Bawean bisa dicapai dengan menggunakan pesawat Airfast dari bandara Juanda Surabaya, dengan waktu tempuh sekitar 45 menit, kapal ro-ro dari pelabuhan Gresik, dengan waktu tempuh 8 jam dan kapal ekspress Bahari dari pelabuhan Gresik, dengan waktu tempuh 3-4 jam.
Perjalanan kami dimulai dari Salatiga pada pukul 10 pagi sampai di Surabaya pukul 5 sore, kami memilih untuk menginap dulu semalam di Surabaya. Pagi hari jam 7 kami sudah sampai dibandara, sekitar jam 8.30 kami sudah siap tinggal landas. Oh iya untuk pembelian tiket pesawat Airfast masih konvensional. Tiket pesawat Airfast dibeli jauh-jauh hari dengan cara membeli langsung di loket Airfast bandara Juanda Surabaya dan tunai, tidak bisa pakai kartu kredit. Sebelum membeli tiket lebih baik cek website Airfast dulu untuk melihat harga dan jadwal keberangkatan. Lalu bagaimana kami bisa mendapatkan tiket padahal domisili kami di Salatiga? yahh minta tolong teman yang berada di Surabaya untuk membelikan tiket.😊
Pesawat Airfast tipe twin otter ini merupakan pesawat berbadan kecil dengan jumlah penumpang 12 orang dan 3 kru. Hari itu penumpang hanya 8 orang, yaitu keluarga kami 7 orang dan 1 penumpang lainnya. Sebelum berangkat kami diberikan penutup telinga karena saat terbang, mesin pesawat akan terdengar keras. Benar saja, mesin pesawat terdengar keras, anak-anak beberapa kali melepas penutup telinga sepertinya mereka nyaman saja dengan suara mesin pesawat. Pengalaman menggunakan pesawat berbadan kecil cukup menyenangkan, terutama untuk anak-anak, karena ini kali pertama mereka menggunakan pesawat berbadan kecil.
Sampai di Pulau Bawean kami disambut dengan pemandangan indah, perpaduan antara keindahan bukit-bukit dan laut sungguh memanjakan mata. Dari bandara kami langsung menuju hotel, perjalanan dari bandara ke hotel sekitar 1 jam. Kami menginap di hotel Fathin, hotel ini berada dekat dengan dermaga, untuk fasilitas hotel tersedia tv, wifi, sarapan pagi. Hotel ini cukup nyaman untuk kami, dari balkon kami bisa memandang laut dan dermaga. Hotel Fathin memiliki beberapa tipe kamar mulai dari ekonomi sampai vvip dengan kisaran harga (pada saat kami menginap) Rp 150.000-250.000. Check-in di hotel, menaruh tas dan perlengkapan snorkeling, langsung kami melanjutkan perjalanan menuju pulau Gili dan Pulau Noko.
Pulau Bawean dikelilingi oleh pulau-pulau kecil diantaranya adalah pulau Gili dan pulau Noko, untuk dapat ke pulau tersebut kami menyebrang dari dermaga kecil bernama dermaga Apung yang berada di dusun Pamona dengan menggunakan perahu motor dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Dari kejauhan sudah terlihat pasir putih pulau Noko, indah sekali, tetapi kami memutuskan untuk menuju ke pulau Gili terlebih dahulu untuk makan siang setelah itu ke pulau Noko.
Pulau Gili adalah pulau berpenghuni, menurut seorang penduduk disana, pulau Gili dihuni sekitar 700 kepala keluarga dan merupakah pulau kecil terluas diantara pulau-pulau kecil lainnya yang berada disekitar pulau Bawean. Di pulau Gili kita bisa menikmati ikan bakar, cumi, lobster hasil tangkapan pak nelayan.
Kami memesan 3 ikan bakar dan satu kilo lobster. setelah memesan kami dipersilahkan untuk memilih sendiri lobster yang ditempatkan dipinggir dermaga dalam semacam jaring agar tetap bisa hidup sehingga tetap segar ketika dinikmati. Setengah dari menu yang kami pesan dimasak dengan bumbu, setengah menu lagi diolah tanpa bumbu. Alhamdulillah nikmat sekali makanan yang dimasak bu Siti, Juru masak dikedai tempat kami makan. Rencananya kami akan makan siang kembali keesokan harinya di kedai bu Siti, kami memesan 1 kg lobster, 3 ikan dan 1 kg cumi-cumi. Bu Siti memberikan kami nomor teleponnya agar kami bisa menghubungi saat akan sampai ke pulau Gili supaya makanan cepat dihidangkan saat kami tiba nanti.
Perut sudah kenyang dan hatipun senang, saatnya kami kembali ke perahu untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Noko. Pulau Noko letaknya bersebelahan dengan pulau Gili, bahkan saat air surut kedua pulau ini terhubung oleh pantai pasir putih. Pulau Noko adalah pulau kecil yang tidak berpenghuni, luas pulau ini sekitar 1 kilo meter persegi dengan seluruh daratannya diisi oleh pasir putih, dari kejauhan saja pasir putih pulau Noko sudah terlihat berkilau.
Sampai dipulau Noko, keadaan air laut sedang surut sehingga saat mendekati pulau, perahu kandas tidak bisa bersandar di dermaga terpaksa kami harus melompat dari kapal dan berjalan menuju pantai. Pengalaman seru karena kami harus berjalan di air laut menuju pantai, sesekali kami menginjak tanaman laut tajam sakit saat tertusuk atau tiba-tiba panik saat melangkah pada sisi yang lebih dalam 😁, tapi bagi anak-anak, keadaan ini dipakai untuk bersenang-senang. Mereka melompat dari perahu dan berenang menuju pantai..
Pulau Noko menyuguhkan keindahan pasir putih yang bersih, air laut hijau kebiruan, sayangnya ada orang-orang yang tidak bertanggung jawab membuang sampah sembarang, terlihat botol-botol plastik, bungkus makanan kemasan berserakan diantara semak belukar 😢. Tidak adanya petugas kebersihan dan rendahnya kesadaran pengunjung pada kebersihan membuat pulau ini menjadi berkurang keindahannya.
Pulau Noko tidak tersedia air bersih, fasilitas kamar mandi, kedai-kedai makanan, jika ingin berlama-lama di sana, kita harus membawa peralatan seperti tenda, tikar dan membawa makanan, minuman.
Kami melakukan berbagai aktivitas di pantai, bermain pasir, berenang, foto-foto yang wajib dilakukan 😁 dan sekedar bersantai menikmati keindahan pulau sambil memandangi pulau Bawean yang berada diseberang pulau Noko. Puas bermain.. saat kembali ke pulau Bawean, dan kami pun berencana besok pagi akan kembali ke pulau Noko.
No comments:
Post a Comment