Sudah lama kami berniat jalan-jalan ke Banyuwangi tapi maju mundur tidak jadi-jadi, banyak yang dipikirkan terutama masalah lamanya perjalanan. Dari Salatiga tidak ada pesawat menuju Banyuwangi, transportasi yang bisa digunakan pilihannya adalah, bawa mobil 12 jam atau naik kereta ekonomi 12 jam. Wuihh mikirinnya aja lelah bagaimana diperjalanan hahaha. Ok jangan kebanyakan mikir kalau gitu langsung aja ambil keputusan, jadi lah kami memutuskan ke Banyuwangi dengan menggunakan kereta pada tangal 8 September.
Sempat cari-cari di Google mengenai kereta ekonomi ke Banyuwangi, sepertinya nyaman aja, yah sudah cuzz deh beli tiket, kami membeli tiket sekalian untuk tiket pulang. Tiket sudah ditangan, sudah tenang deh walaupun masih kepikiran duduk di kereta ekonomi selama 12 jam, gimana kehebohan 4 anak ini, yah... masih aja dipikirin.. Dan.. tiba-tiba kami mendapatkan kabar kalau KAI membuka kereta kelas eksekutif ke Banyuwangi mulai tanggal 1 September.. yeahh langsung masuk ke web www.KAI.co.id pesan tiket pulang pergi, walaupun waktu tempuhnya sama yaitu 12 jam paling tidak lebih nyaman tempat duduknya dan yang penting jadwalnya pas untuk kami. Jika kereta ekonomi berangkat jam 07.00 lalu sampai Banyuwangi 19.00, sebaliknya kereta eksekutif berangkat dari Solo jam 19.05 sampai jam 07.05. Jadwal kereta eksekutif lebih cocok untuk kami karena anak-anak bisa tidur semalaman dan pagi sampai bisa langsung ketempat yang ingin kami tuju.
Selanjutnya persiapan, 1 minggu sebelum hari H sudah mulai nih nyicil-nyicil masukan barang ke tas, tapi biasanya baju-baju akan saya masukkan ke tas satu hari sebelumnya karena kami tidak punya banyak baju jadi kalau di pack 1 minggu sebelumnya trus selama di rumah pakai baju apa hehe 😊.
Jam 19.05 kereta Wijaya Kusuma siap memberangkatkan kami ke Banyuwangi, bagaimanakah selama diperjalanan? yah tentunya heboh hehe, alhamdulillah kehebohan tidak berlangsung lama, karena 1 jam setelah kereta berangkat anak-anak sudah terlelap. Waktunya emak beristirahat sambil memikirkan bahwa kehebohan akan dimulai pukul 4 pagi dan benar saja mereka bangun seperti biasanya sebelum subuh.. yeaahh meriah lagi deh nih kereta.
Alhamdulillah kereta sampai tepat waktu pukul 07.05, turun kereta langsung menuju mobil yang sudah menunggu kami. Pantai Watu Dodol adalah tujuan pertama kami, pantai ini tempat singgah sebelum kami menuju pulau Tabuhan dan Menjangan. Sarapan dan mempersiapkan kebutuhan untuk selama diperjalanan selesai langsung kami berangkat ke pulau Tabuhan dengan menggunakan perahu motor.
Pulau Tabuhan adalah pulau kecil yang tidak berpenghuni, letaknya diperairan selat Bali. Berangkat dari pantai Watu dodol menggunakan perahu motor menuju pulau Tabuhan membutuhkan waktu sekitar 30 menit.
Selama perjalanan kami disuguhkan pemandangan indah, di satu sisi kita bisa melihat dengan jelas barisan pegunungan; gunung Ijen, gunung Raung, gunung Baluran lalu disisi lain yaitu pulau Bali. Sampai disana kami langsung dibuat terpesona, Masya Allah indahnya, pasirnya yang sangat putih, kontras dengan tumbuhan-tumbuhan berwarna coklat yang sudah habis daunnya menambah kecantikan pulau ini, warna laut yang memiliki warna degradasi hijau toska, biru muda dan biru tua, ombak yang tenang, ditambah dengan pemandangan di sekeliling pulau ini sangat bagus dijadikan spot foto.
Selama perjalanan kami disuguhkan pemandangan indah, di satu sisi kita bisa melihat dengan jelas barisan pegunungan; gunung Ijen, gunung Raung, gunung Baluran lalu disisi lain yaitu pulau Bali. Sampai disana kami langsung dibuat terpesona, Masya Allah indahnya, pasirnya yang sangat putih, kontras dengan tumbuhan-tumbuhan berwarna coklat yang sudah habis daunnya menambah kecantikan pulau ini, warna laut yang memiliki warna degradasi hijau toska, biru muda dan biru tua, ombak yang tenang, ditambah dengan pemandangan di sekeliling pulau ini sangat bagus dijadikan spot foto.
Aktivitas selama di pulau paling banyak kami gunakan untuk berfoto, sampai anak-anak ngambek "kapan main pasirnya?" hehehe "Tenang nak, emak wajib foto kalau tempatnya bagus seperti ini, main pasir bisa nanti"😆. Oh iya walaupun di pulau ini tidak berpenghuni, tetapi ada warung yang menjual makanan untuk melayani para wisatawan. Jadi tidak perlu khawatir kelaparan selagi menikmati indahnya pulau Tabuhan. Kelapa muda dan berbagai macam gorengan di jual disana, kami menghabiskan 6 pisang goreng, pisang goreng yang baru saja keluar dari penggorengan memang nikmat 😊. Puas di pulau Tabuhan, mari lanjut ke pulau Menjangan.
Pulau Menjangan, Bali Barat
Perjalanan ke pulau Menjangan dari pulau Tabuhan memakan waktu sekitar 20 menit. Pulau ini masuk ke wilayah Taman Nasional Bali Barat, kabupaten Jembrana, Bali. Mendekati pulau Menjangan sudah terlihat binatang Menjangan sebangsa Rusa berkeliaran di sekitar pulau.
Di pulau Menjangan terdapat pura Ganesha, pura yang di dominasi warna putih dengan patung Ganesha yang tinggi berada di ujung pulau. Sayangnya kami hanya bisa melihatnya dari perahu karena tidak diperkenankan masuk kedalam kecuali untuk beribadah. Tidak jauh dari pura Ganesha, perahu kami berhenti.. ini lahh saat yang kami tunggu, menikmati bawah laut pulau Menjangan.
Spot snorkeling di pulau ini tidak dalam, jadi kami harus berhati-hati agar tidak menginjak karang. Ikan-ikan dengan bermacam warna terlihat jelas dari atas perahu, langsung nyebur aja udah gak sabar menyapa ikan-ikan lucu ini hehehe 😊, Koralnya bagus banget, selain ikan-ikan, anak-anak juga menemukan bintang laut, teripang, ubur-ubur.

Setelah asyik melihat bawah laut pulau Menjangan, perahu kami menepi ke pulau. Kami disambut oleh menjangan jantan yang cukup besar, menjangan menjauh seketika melihat kami mendekat. Pohon-pohon berwarna coklat yang sebagian sudah tidak berdaun membuat pulau ini menawan. Menjelang sore anak-anak masih semangat bermain di pulau, saat ditanya "Masih mau lanjut snorkeling lagi gak?" 2 anak menjawab lanjut, 2 anak minta kembali ke pantai Watu Dodol untuk bermain pasir, kalau emak pulang aja deh hehehe. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang saja ke hotel.
Watu Dodol Resort adalah pilihan kami untuk bermalam, resort ini berada persis dibibir pantai Watu Dodol. Ukuran kamar cukup untuk kami berenam, suka dengan kamar mandinya yang cukup luas. Kalau bosen dikamar, keluar kamar aja, menikmati laut biru dengan pemandangan pulau Bali.
Istirahat begitu damai, anak-anak sepertinya lelah sehingga tidurnya nyenyak sekali. Seperti biasa anak-anak sudah bangun sewaktu subuh, setelah sholat, kami keluar kamar menikmati matahari terbit.
Hari kedua di Banyuwangi
Djawatan, Benculuk
Tepat pukul 07.30 kami berangkat ke arah selatan Banyuwangi, kami akan mengunjungi beberapa tempat keren di selatan Banyuwangi, tempat pertama yang kami datangi hari ini adalag Djawatan. Ada apakah di Djawatan?
Djawatan adalah bekas kantor kereta api yang sudah tidak lagi digunakan, ditumbuhi dan dinaungi pohon Trembesi raksasa berusia ratusan tahun. Saat ini Djawatan dikelola oleh Perhutani. Di sini terdapat bangunan yang hampir roboh berisi ribuan kelelawar, kelelawar berterbangan diatas kepala kita. Bisa dibayangkan suasananya kalau malam hari.. pohon besar dan kelelawar.. ayook coba datang ketika sudah gelap, jika ingin mencari suasana yang berbeda.. grhhhh.
Setelah dari Djawatan, kami melanjutkan perjalanan. Selama perjalanan kami sering jumpai kebun buah jeruk keprok dan buah naga, menurut penduduk di sana jika sedang panen harga buah bisa sangat murah 3000 per kg untuk buah naga.. murah kebangetan 😊, kalau di Salatiga buah naga merah 1 kilo harganya 15 ribu sampai 20 ribu.
Teluk Ijo
Tiga jam perjalanan kami tempuh dari Djawatan menuju Taman Nasional Meru Betiri, taman nasional ini adalah lokasi masuk menuju Teluk Ijo.
Setelah sampai taman nasional, kita dapat menuju Teluk Ijo dengan dua cara, trekking sekitar 1 jam atau dengan menggunakan perahu motor , waktu tempuh 10-15 menit dari pantai Rajegwesi. Kami memiih menggunakan perahu motor menuju Teluk Ijo. Ombak cukup besar, membuat seluruh tubuh kami basah, seru... walaupun ngeri.
Tidak perlu waktu yang lama untuk sampai ke Teluk Ijo, kami langsung disambut dengan pantai pasir putih, air laut berwarna degdradasi hijau muda, biru muda, biru tua, dan batu-batu karang besar yang membuat pantai ini eksotis.

Bersambung.... 😊
Di pulau Menjangan terdapat pura Ganesha, pura yang di dominasi warna putih dengan patung Ganesha yang tinggi berada di ujung pulau. Sayangnya kami hanya bisa melihatnya dari perahu karena tidak diperkenankan masuk kedalam kecuali untuk beribadah. Tidak jauh dari pura Ganesha, perahu kami berhenti.. ini lahh saat yang kami tunggu, menikmati bawah laut pulau Menjangan.
Spot snorkeling di pulau ini tidak dalam, jadi kami harus berhati-hati agar tidak menginjak karang. Ikan-ikan dengan bermacam warna terlihat jelas dari atas perahu, langsung nyebur aja udah gak sabar menyapa ikan-ikan lucu ini hehehe 😊, Koralnya bagus banget, selain ikan-ikan, anak-anak juga menemukan bintang laut, teripang, ubur-ubur.
Setelah asyik melihat bawah laut pulau Menjangan, perahu kami menepi ke pulau. Kami disambut oleh menjangan jantan yang cukup besar, menjangan menjauh seketika melihat kami mendekat. Pohon-pohon berwarna coklat yang sebagian sudah tidak berdaun membuat pulau ini menawan. Menjelang sore anak-anak masih semangat bermain di pulau, saat ditanya "Masih mau lanjut snorkeling lagi gak?" 2 anak menjawab lanjut, 2 anak minta kembali ke pantai Watu Dodol untuk bermain pasir, kalau emak pulang aja deh hehehe. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang saja ke hotel.
Watu Dodol Resort adalah pilihan kami untuk bermalam, resort ini berada persis dibibir pantai Watu Dodol. Ukuran kamar cukup untuk kami berenam, suka dengan kamar mandinya yang cukup luas. Kalau bosen dikamar, keluar kamar aja, menikmati laut biru dengan pemandangan pulau Bali.
Istirahat begitu damai, anak-anak sepertinya lelah sehingga tidurnya nyenyak sekali. Seperti biasa anak-anak sudah bangun sewaktu subuh, setelah sholat, kami keluar kamar menikmati matahari terbit.
Hari kedua di Banyuwangi
Djawatan, Benculuk
Tepat pukul 07.30 kami berangkat ke arah selatan Banyuwangi, kami akan mengunjungi beberapa tempat keren di selatan Banyuwangi, tempat pertama yang kami datangi hari ini adalag Djawatan. Ada apakah di Djawatan?
Djawatan adalah bekas kantor kereta api yang sudah tidak lagi digunakan, ditumbuhi dan dinaungi pohon Trembesi raksasa berusia ratusan tahun. Saat ini Djawatan dikelola oleh Perhutani. Di sini terdapat bangunan yang hampir roboh berisi ribuan kelelawar, kelelawar berterbangan diatas kepala kita. Bisa dibayangkan suasananya kalau malam hari.. pohon besar dan kelelawar.. ayook coba datang ketika sudah gelap, jika ingin mencari suasana yang berbeda.. grhhhh.
Setelah dari Djawatan, kami melanjutkan perjalanan. Selama perjalanan kami sering jumpai kebun buah jeruk keprok dan buah naga, menurut penduduk di sana jika sedang panen harga buah bisa sangat murah 3000 per kg untuk buah naga.. murah kebangetan 😊, kalau di Salatiga buah naga merah 1 kilo harganya 15 ribu sampai 20 ribu.
Teluk Ijo
Tiga jam perjalanan kami tempuh dari Djawatan menuju Taman Nasional Meru Betiri, taman nasional ini adalah lokasi masuk menuju Teluk Ijo.
Setelah sampai taman nasional, kita dapat menuju Teluk Ijo dengan dua cara, trekking sekitar 1 jam atau dengan menggunakan perahu motor , waktu tempuh 10-15 menit dari pantai Rajegwesi. Kami memiih menggunakan perahu motor menuju Teluk Ijo. Ombak cukup besar, membuat seluruh tubuh kami basah, seru... walaupun ngeri.
Tidak perlu waktu yang lama untuk sampai ke Teluk Ijo, kami langsung disambut dengan pantai pasir putih, air laut berwarna degdradasi hijau muda, biru muda, biru tua, dan batu-batu karang besar yang membuat pantai ini eksotis.
Bersambung.... 😊