Tuesday, October 2, 2018

Banyuwangi



Sudah lama kami berniat jalan-jalan ke Banyuwangi tapi maju mundur tidak jadi-jadi, banyak yang dipikirkan terutama masalah lamanya perjalanan. Dari Salatiga tidak ada pesawat menuju Banyuwangi, transportasi yang bisa digunakan pilihannya adalah, bawa mobil 12 jam atau naik kereta ekonomi 12 jam. Wuihh mikirinnya aja lelah bagaimana diperjalanan hahaha. Ok jangan kebanyakan mikir kalau gitu langsung aja ambil keputusan, jadi lah kami memutuskan ke Banyuwangi  dengan menggunakan  kereta pada tangal 8 September.



Sempat cari-cari di Google mengenai kereta ekonomi ke Banyuwangi, sepertinya nyaman aja, yah sudah cuzz deh beli tiket, kami membeli tiket sekalian untuk tiket pulang. Tiket sudah ditangan, sudah tenang deh walaupun masih kepikiran duduk di kereta ekonomi selama 12 jam, gimana kehebohan 4 anak ini, yah... masih aja dipikirin.. Dan.. tiba-tiba kami mendapatkan kabar kalau KAI membuka kereta kelas eksekutif ke Banyuwangi mulai tanggal 1 September.. yeahh langsung masuk ke web www.KAI.co.id pesan tiket pulang pergi, walaupun waktu tempuhnya sama yaitu 12 jam paling tidak lebih nyaman tempat duduknya dan yang penting jadwalnya pas untuk kami. Jika kereta ekonomi berangkat jam 07.00 lalu sampai Banyuwangi 19.00, sebaliknya kereta eksekutif berangkat dari Solo jam 19.05 sampai jam 07.05. Jadwal kereta eksekutif lebih cocok untuk kami karena anak-anak bisa tidur semalaman dan pagi sampai bisa langsung ketempat yang ingin kami tuju.


Selanjutnya persiapan, 1 minggu sebelum hari H sudah mulai nih nyicil-nyicil masukan barang ke tas, tapi biasanya baju-baju akan saya masukkan ke tas satu hari sebelumnya karena kami tidak punya banyak baju jadi kalau di pack 1 minggu sebelumnya trus selama di rumah pakai baju apa hehe 😊. 

Jam 19.05 kereta Wijaya Kusuma siap memberangkatkan kami ke Banyuwangi, bagaimanakah selama diperjalanan? yah tentunya heboh hehe, alhamdulillah kehebohan tidak berlangsung lama, karena 1 jam setelah kereta berangkat anak-anak sudah terlelap. Waktunya emak beristirahat sambil memikirkan bahwa kehebohan akan dimulai pukul 4 pagi dan benar saja mereka bangun seperti biasanya sebelum subuh.. yeaahh meriah lagi deh nih kereta.























Alhamdulillah kereta sampai tepat waktu pukul 07.05, turun kereta langsung menuju mobil yang sudah menunggu kami. Pantai Watu Dodol adalah tujuan pertama kami, pantai ini tempat singgah sebelum kami menuju pulau Tabuhan dan Menjangan. Sarapan dan mempersiapkan kebutuhan untuk selama diperjalanan selesai langsung kami berangkat ke pulau Tabuhan dengan menggunakan perahu motor.

Pulau Tabuhan




Pulau Tabuhan adalah pulau kecil yang tidak berpenghuni, letaknya diperairan selat Bali. Berangkat dari pantai Watu dodol menggunakan perahu motor menuju pulau Tabuhan membutuhkan waktu sekitar 30 menit.  




Selama perjalanan kami disuguhkan pemandangan indah, di satu sisi kita bisa melihat dengan jelas  barisan pegunungan; gunung Ijen, gunung Raung, gunung Baluran lalu disisi lain yaitu pulau Bali. Sampai disana kami langsung dibuat terpesona, Masya Allah indahnya, pasirnya yang sangat putih, kontras dengan tumbuhan-tumbuhan berwarna coklat yang sudah habis daunnya menambah kecantikan pulau ini,  warna laut yang memiliki warna degradasi hijau toska, biru muda dan biru tua, ombak yang tenang,  ditambah dengan pemandangan di sekeliling pulau ini sangat bagus dijadikan spot foto. 









































Aktivitas selama di pulau paling banyak kami gunakan untuk berfoto, sampai anak-anak ngambek "kapan main pasirnya?"  hehehe "Tenang nak, emak wajib foto kalau tempatnya bagus seperti ini, main pasir bisa nanti"😆. Oh iya walaupun di pulau ini tidak berpenghuni, tetapi ada warung yang menjual makanan untuk melayani para wisatawan. Jadi tidak perlu khawatir kelaparan selagi menikmati indahnya pulau Tabuhan. Kelapa muda dan berbagai macam gorengan di jual disana, kami menghabiskan 6 pisang goreng, pisang goreng yang baru saja keluar dari penggorengan memang nikmat 😊. Puas di pulau Tabuhan, mari lanjut ke pulau Menjangan.




Pulau Menjangan, Bali Barat 


Perjalanan ke pulau Menjangan dari pulau Tabuhan memakan waktu sekitar 20 menit. Pulau ini masuk ke wilayah Taman Nasional Bali Barat, kabupaten Jembrana, Bali. Mendekati pulau Menjangan sudah terlihat binatang Menjangan sebangsa Rusa berkeliaran di sekitar pulau. 




Di pulau Menjangan terdapat pura Ganesha, pura yang di dominasi warna putih dengan patung Ganesha yang tinggi berada di ujung pulau. Sayangnya kami hanya bisa melihatnya dari perahu karena tidak diperkenankan masuk kedalam kecuali untuk beribadah. Tidak jauh dari pura Ganesha, perahu kami berhenti.. ini lahh saat yang kami tunggu, menikmati bawah laut pulau Menjangan. 


                                                 


                                                    

                                         

Spot snorkeling di pulau ini tidak dalam, jadi kami harus berhati-hati agar tidak menginjak karang. Ikan-ikan dengan bermacam warna terlihat jelas dari atas perahu, langsung nyebur aja udah gak sabar menyapa ikan-ikan lucu ini hehehe 😊, Koralnya bagus banget, selain ikan-ikan, anak-anak juga menemukan bintang laut, teripang, ubur-ubur. 



                                                                                   




















Setelah asyik melihat bawah laut pulau Menjangan, perahu kami menepi ke pulau. Kami disambut oleh menjangan jantan yang cukup besar, menjangan menjauh seketika melihat kami mendekat. Pohon-pohon berwarna coklat yang sebagian sudah tidak berdaun membuat pulau ini menawan. Menjelang sore anak-anak masih semangat bermain di pulau, saat ditanya "Masih mau lanjut snorkeling lagi gak?" 2 anak menjawab lanjut, 2 anak minta kembali ke pantai Watu Dodol untuk bermain pasir, kalau emak pulang aja deh hehehe. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang saja ke hotel.








Watu Dodol Resort adalah pilihan kami untuk bermalam, resort ini berada persis dibibir pantai Watu Dodol. Ukuran kamar cukup untuk kami berenam, suka dengan kamar mandinya yang cukup luas. Kalau bosen dikamar, keluar kamar aja, menikmati laut biru dengan pemandangan pulau Bali. 




Istirahat begitu damai, anak-anak sepertinya lelah sehingga tidurnya nyenyak sekali. Seperti biasa anak-anak sudah bangun sewaktu subuh, setelah sholat, kami keluar kamar menikmati matahari terbit.




Hari kedua di Banyuwangi

Djawatan, Benculuk

Tepat pukul 07.30 kami berangkat ke arah selatan Banyuwangi, kami akan mengunjungi beberapa tempat keren di selatan Banyuwangi, tempat pertama yang kami datangi hari ini adalag Djawatan. Ada apakah di Djawatan? 





Djawatan adalah bekas kantor kereta api yang sudah tidak lagi digunakan, ditumbuhi dan dinaungi pohon Trembesi raksasa berusia ratusan tahun. Saat ini Djawatan dikelola oleh Perhutani. Di sini terdapat bangunan yang hampir roboh berisi ribuan kelelawar, kelelawar berterbangan diatas kepala kita. Bisa dibayangkan suasananya kalau malam hari.. pohon besar dan kelelawar.. ayook coba datang ketika sudah gelap, jika ingin mencari suasana yang berbeda.. grhhhh.





Setelah dari Djawatan, kami melanjutkan perjalanan. Selama perjalanan kami sering jumpai kebun buah jeruk keprok dan buah naga, menurut penduduk di sana jika sedang panen harga buah bisa sangat murah 3000 per kg untuk buah naga.. murah kebangetan 😊, kalau di Salatiga buah naga merah 1 kilo harganya 15 ribu sampai 20 ribu.

Teluk Ijo

Tiga jam perjalanan kami tempuh dari Djawatan menuju Taman Nasional Meru Betiri, taman nasional ini adalah lokasi masuk menuju Teluk Ijo. 
























Setelah sampai taman nasional, kita dapat menuju Teluk Ijo dengan dua cara, trekking sekitar 1 jam atau dengan menggunakan perahu motor , waktu tempuh 10-15 menit  dari pantai Rajegwesi. Kami memiih menggunakan perahu motor menuju Teluk Ijo. Ombak cukup besar, membuat seluruh tubuh kami basah, seru... walaupun ngeri. 



Tidak perlu waktu yang lama untuk sampai ke Teluk Ijo, kami langsung disambut dengan pantai pasir putih, air laut berwarna degdradasi hijau muda, biru muda, biru tua, dan batu-batu karang besar yang membuat pantai ini eksotis.











Bersambung.... 😊










Friday, September 14, 2018

Pulau Bawean, Pulau Gili, Pulau Noko (Bagian Kedua)


Hari Kedua di Pulau Bawean, anak-anak masih ingin kembali ke pulau Noko. Kembalilah kami kesana sebelum menuju spot snorkeling yang letaknya diantara pulau Noko dan pulau Gili. Pagi hari pemandangan terlihat lebih bagus dibandingkan saat datang kemarin di sore hari. Begitu jelas keindahan pulau Bawean yang berada di seberang pulau Noko. Pasir putih bersih menyilaukan mata saat disinari matahari, air laut berwarna biru muda sangat jernih sehingga kita bisa melihat apa saja di balik keindahan bawah lautnya. Pulau yang sunyi sepi tanpa penghuni hanya kami saja pengunjung saat itu. Ini lah alasan anak-anak meminta kembali ke pulau Noko. Puas mereka bermain di pulau Noko kami melanjutkan perjalanan menuju spot snorkeling yang lokasinya tidak jauh dari pulau Noko. 





                                                   

 


Seperti biasa anak bungsu kami menunggu diatas perahu selagi kami snorkeling, sesekali dia memanggil-manggil sambil melempar roti pada kami untuk diberikan pada ikan. Semoga snorkeling selanjutnya si anak bungsu mau bergabung turun bersama kami tidak lagi hanya menjadi pelempar roti 😉.



  
                                        
Selalu menjadi pengalaman yang mengesankan saat kami snorkeling menikmati keindahan bawah laut Indonesia. Anak-anak banyak belajar dari pengalaman mengamati bawah laut, terkadang mereka menjumpai ikan-ikan yang tidak ada diperairan lain atau mereka melihat keragaman bentuk dan warna koral. Daya tarik ini lah yang membuat mereka ketagihan ingin kembali melihat keindahan bawah laut.




Hampir dua jam kami snorkeling, perut sudah tidak bisa berkompromi, kembali lah kami ke pulau Gili untuk menikmati santap siang yang sebelumnya sudah kami pesan... Lobster, cumi, dan ikan bakar adalah menu siang kami 😋. Alhamdulillah puas kami menikmati lobster, perjalanan berlanjut ke pantai selayar.




Perjalanan kembali menuju dermaga Apung, desa Pamona dan melanjutkan perjalanan menggunakan mobil menuju pantai Selayar, untuk sampai ke pantai Selayar, kami melewati desa Sungai Rujing, jalan yang ditempuh hanya bisa dilewati satu mobil saja, jika kita tidak tau jalannya harus sering-sering bertanya ke penduduk lokal. Pantai yang letaknya terpencil memilik hamparan pasir putih yang luas, dan suasana yang tenang . Jika air surut kita bisa berjalan menuju pulau Selayar melalui hamparan pasir putih.





Anak-anak menikmati bermain di pantai Selayar, mulai dari berjalan menyusuri pantai, mengamati kerang laut yang masuk kedalam pasir putih, bermain jejak kaki, bersantai di pantai Selayar sambil menikmati mata hari terbenam dan minum air kelapa muda yang langsung diambil dari pohon.. Alhamdulillah.. Nikmat mana lagi yang kau dustai 😊






























Setelah seharian berjemur terpapar sinar matahari, yuk saat nya pulang. Sampai hotel langsung mandi, dan siap-siap berangkat mencari makan malam, sebenarnya saya dan papa babos masih kenyang akibat minum air kelapa plus makan daging kelapanya juga kan sebanyak 4 buah, entah lapar atau memang suka kelapa tapi kok yah sampai habis 4 buah 😂. Untuk memenuhi permintaan 4 anak yang katanya lapar, jadi lah kami pergi mencari tempat makan. Sampai tempat makan kami pesan ikan bakar, yah gak jauh-jauh dari ikan, yah iyalah mumpung di laut jadi manjakan perut dengan hidangan ikan 😁. Papa babos turut menikmati makan malam upss.. katanya udah kenyang  tidak mau makan lagi 😁, dia berkhilah sayang kalau tidak dimakan, anak-anak tidak habis 😁Setelah makan dan kekenyangan waktunya kami istirahat.. tidur.. 


Pagi tiba, saatnya berpisah dengan pulau Bawean. Sekitar pukul 07.30 kami meninggalkan penginapan menuju pelabuhan. Kapal ekspress Bahari adalah pilihan transportasi kami untuk pulang, Berbeda dengan pesawat kecil yang kami tumpangi saat berangkat, kapal ekspress Bahari akan menempuh perjalanan selama 3-4 jam menuju kota Gresik, tiket kapal untuk kelas VIP yang kami beli seharga Rp. 175.000. Pukul 09.00 kapal berangkat dari pelabuhan Bawean, cukup nyaman berada di kelas VIP, walaupun AC sangat dingin membuat kepala sedikit pusing. 3 Jam tidak terasa bagi anak-anak, mereka senang sekali dapat menikmati pop mie yang hanya bisa dinikmati saat berlibur 😁.



Alhamdulillah liburan selalu memberi kesan menyenangkan untuk kami, mudah-mudahan liburan ini memperkuat mental dan fisik kami, selalu bersyukur dan menikmati setiap saat kebersamaan. 











Saturday, July 28, 2018

Pulau Bawean. Pulau Gili dan Pulau Noko

Pulau Bawean.. belum pernah sebelumnya mendengar nama pulau ini sampai suatu hari papa Babos melontarkan ide jalan-jalan keluarga kami yaitu snorkeling di pulau Bawean. Dimanakah letak pulau Bawean? Pulau indah ini terletak di laut Jawa, secara administaratif masuk dalam wilayah kabupaten Gresik walaupun jaraknya 120 km dari Gresik. Pulau Bawean bisa dicapai dengan menggunakan pesawat Airfast dari bandara Juanda Surabaya, dengan waktu tempuh sekitar 45 menit, kapal ro-ro dari pelabuhan Gresik, dengan waktu tempuh 8 jam dan kapal ekspress Bahari dari pelabuhan Gresik,  dengan waktu tempuh 3-4 jam. 

Perjalanan kami dimulai dari Salatiga pada pukul 10 pagi sampai di Surabaya pukul 5 sore, kami memilih untuk menginap dulu semalam di Surabaya. Pagi hari jam 7 kami sudah sampai dibandara,  sekitar jam 8.30 kami sudah siap tinggal landas. Oh iya untuk pembelian tiket pesawat Airfast masih konvensional. Tiket pesawat Airfast dibeli jauh-jauh hari dengan cara membeli langsung di loket Airfast bandara Juanda Surabaya dan tunai, tidak bisa pakai kartu kredit. Sebelum membeli tiket lebih baik cek website Airfast dulu untuk melihat harga dan jadwal keberangkatan.  Lalu bagaimana kami bisa mendapatkan tiket padahal domisili kami di Salatiga? yahh minta tolong teman  yang berada di Surabaya untuk membelikan tiket.😊



Pesawat Airfast tipe twin otter ini merupakan pesawat berbadan kecil dengan jumlah penumpang 12 orang dan 3 kru. Hari itu penumpang hanya 8 orang, yaitu keluarga kami 7 orang dan 1 penumpang lainnya. Sebelum berangkat kami diberikan penutup telinga karena saat terbang, mesin pesawat akan terdengar keras. Benar saja, mesin pesawat terdengar keras, anak-anak beberapa kali melepas penutup  telinga sepertinya mereka nyaman saja dengan suara mesin pesawat. Pengalaman menggunakan pesawat berbadan kecil cukup menyenangkan, terutama untuk anak-anak, karena ini kali pertama mereka menggunakan pesawat berbadan kecil.




















Sampai di Pulau Bawean kami disambut dengan pemandangan indah, perpaduan antara keindahan bukit-bukit dan laut sungguh memanjakan mata. Dari bandara kami langsung menuju hotel, perjalanan dari bandara ke hotel sekitar 1 jam. Kami menginap di hotel Fathin, hotel ini berada dekat dengan dermaga, untuk fasilitas hotel tersedia tv, wifi, sarapan pagi. Hotel ini cukup nyaman untuk kami, dari balkon kami bisa memandang laut dan dermaga. Hotel Fathin memiliki beberapa tipe kamar mulai dari ekonomi sampai vvip dengan kisaran harga (pada saat kami menginap) Rp 150.000-250.000. Check-in di hotel, menaruh tas dan perlengkapan snorkeling, langsung kami melanjutkan perjalanan  menuju pulau Gili dan Pulau Noko.






















Pulau Bawean dikelilingi oleh pulau-pulau kecil diantaranya adalah pulau Gili dan pulau Noko, untuk dapat ke pulau tersebut kami menyebrang dari dermaga kecil bernama dermaga Apung yang berada di dusun Pamona dengan menggunakan perahu motor dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Dari kejauhan sudah terlihat pasir putih pulau Noko, indah sekali, tetapi kami memutuskan untuk menuju ke pulau Gili terlebih dahulu untuk makan siang setelah itu ke pulau Noko.

Pulau Gili adalah pulau berpenghuni, menurut seorang penduduk disana, pulau Gili dihuni sekitar 700 kepala keluarga dan merupakah pulau kecil terluas diantara pulau-pulau kecil lainnya yang berada disekitar pulau Bawean. Di pulau Gili kita bisa menikmati ikan bakar, cumi, lobster hasil tangkapan pak nelayan.

Kami memesan 3 ikan bakar dan satu kilo lobster. setelah memesan kami dipersilahkan untuk memilih sendiri lobster yang ditempatkan dipinggir dermaga dalam semacam jaring agar tetap bisa hidup sehingga tetap segar ketika dinikmati. Setengah dari menu yang kami pesan dimasak dengan bumbu, setengah menu lagi diolah tanpa bumbu. Alhamdulillah nikmat sekali makanan yang dimasak bu Siti, Juru masak dikedai tempat kami makan. Rencananya kami akan makan siang kembali keesokan harinya di kedai bu Siti, kami memesan 1 kg lobster, 3 ikan dan 1 kg cumi-cumi. Bu Siti memberikan kami nomor teleponnya agar kami bisa menghubungi saat akan sampai ke pulau Gili supaya makanan cepat dihidangkan saat kami tiba nanti.




Perut sudah kenyang dan hatipun senang, saatnya kami kembali ke perahu untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Noko. Pulau Noko letaknya bersebelahan dengan pulau Gili, bahkan saat air surut kedua pulau ini terhubung oleh pantai pasir putih. Pulau Noko adalah pulau kecil yang tidak berpenghuni, luas pulau ini sekitar 1 kilo meter persegi dengan seluruh daratannya diisi oleh pasir putih, dari kejauhan saja pasir putih pulau Noko sudah terlihat berkilau.

Sampai dipulau Noko, keadaan air laut sedang surut sehingga saat mendekati pulau, perahu kandas  tidak bisa bersandar di dermaga terpaksa kami harus melompat dari kapal dan berjalan menuju pantai. Pengalaman seru karena kami harus berjalan di air laut menuju pantai, sesekali kami menginjak tanaman laut tajam sakit saat tertusuk atau tiba-tiba panik saat melangkah pada sisi yang lebih dalam 😁, tapi bagi anak-anak, keadaan ini dipakai untuk bersenang-senang. Mereka melompat dari perahu dan berenang menuju pantai..





Pulau Noko menyuguhkan keindahan pasir putih yang bersih, air laut hijau kebiruan, sayangnya ada orang-orang yang tidak bertanggung jawab membuang sampah sembarang, terlihat botol-botol plastik, bungkus makanan kemasan berserakan diantara semak belukar 😢. Tidak adanya petugas kebersihan dan rendahnya kesadaran pengunjung pada kebersihan membuat pulau ini menjadi berkurang keindahannya.

Pulau Noko tidak tersedia air bersih, fasilitas kamar mandi, kedai-kedai makanan, jika ingin berlama-lama di sana, kita harus membawa peralatan seperti tenda, tikar dan membawa makanan, minuman.

Kami melakukan berbagai aktivitas di pantai, bermain pasir, berenang, foto-foto yang wajib dilakukan 😁 dan sekedar bersantai menikmati keindahan pulau sambil memandangi pulau Bawean yang berada diseberang pulau Noko. Puas bermain.. saat kembali ke pulau Bawean, dan kami pun berencana besok pagi akan kembali ke pulau Noko.