Pohon saga di belakang rumah baru saja di potong, pohon tersebut terpaksa kami potong karena dahan pohon merusak atap rumah kami akibat nya jika musim hujan terjadi kebocoran. Pohon saga berbeda dengan saga rambat, pohon saga merupakan jenis pohon yang dapat tumbuh tinggi mencapai 20-30 m. Pohon saga memiliki daun yang kecil dan menghasilkan biji berwarna merah terang.
Pohon saga di belakang rumah kami sudah cukup tua mungkin sudah berumur 20 tahun, dengan ketinggian sekitar 20 m. Setelah di potong, biji-biji saga banyak sekali berjatuhan ke tanah. Melihat banyak biji-biji di halaman belakang rumah, membuat Sara mengambil sebuah wadah lalu mengumpulkan biji-biji saga tersebut.
Setelah Sara mengumpulkan biji-biji Saga, lalu saya bertanya kepadanya, untuk apa biji-biji ini dikumpulkan, jawabnya untuk bermain masak-masakan. Diambilnya alat masak mami; panci kecil, sendok, saringan. Sara pun asyik bermain. Setengah jam Sara bermain masak-masakan menggunakan biji pohon Saga, dia terlihat sudah bosan bermain lalu dia bilang sudah tidak mau main lagi masak-masakan dan meminta untuk bermain cat.
Bermain dengan cat warna memang aktivitas yang paling menyenangkan untuk Sara, tapi tidak untuk mami karena membersihkan sisa-sisa cat yang menempel di lantai, baju dan badan yang membutuhkan waktu dan usaha hahaha lebay ...
Kembali ke aktivitas painting, untuk mengurangi efek cat yang berceceran dimana-mana jika dibiarkan bermain sendiri tanpa arahan maka saya mengarahkan Sara untuk mewarnai sebuah pohon. kenapa tema paintingnya adalah pohon, karena masih berkaitan dengan biji saga yang dikumpulkan Sara 😊. Sebelum memulai aktivitas painting saya jelaskan dulu tentang tumbuhan, bagaimana asal biji setelah itu saya menggambar sebuah pohon lalu meminta Sara untuk mewarnai gambar pohon dengan cat warna.
Setelah gambar pohon di beri warna, gambar tersebut dikeringkan sebentar kira-kira sekitar 10 menit.
Cat pada gambar pohon sudah menggering, saatnya Sara menempelkan biji saga pada gambar pohor tersebut. Ambil satu biji saga di beri lem lalu di tempel, begitu selanjutnya sampai Sara merasa sudah banyak biji saga yang di tempel.
Yeayyyy Apple Tree.. ini seperti pohon apel, teriak Sara.
Pohon apple sudah jadi... 1 2 3 4.....Sara pun menghitung buah apple yang ada di pohon buatannya..